Sistem saraf membuat tubuh bisa merasakan sensasi serta bergerak. Itu merupakan satu dari banyaknya alasan pentingnya sistem saraf untuk dijaga. Hal ini sering kali disepelekan, padahal dengan menjaga kesehatan saraf menjadi hal sangatlah penting, sama pentingnya dengan menjaga kesehatan organ vital. Terutaman dengan bertambahnya usia, resiko pada gangguan saraf akan lebih meningkat.
Seperti Apa Kerja Sistem Saraf Manusia ?
Secara garis besar, saraf di tubuh terbagi menjadi dua, yaitu motorik dan sensorik. Saraf motorik yaitu untuk merespon implus yang diterima, sedangkan sensorik yaitu untuk merasakan implus yang diterima. Dengan menjaga kesehatan saraf setiap harinya sangatlah penting supaya kerja tubuh bisa berfungsi dengan lebih optimal.
Untuk sistem saraf yaitu terdiri atas sistem saraf pusat yakni otak dan tulang belakang, sistem saraf perifer yaitu kulit, mulut, hidung, telinga, dan mata, serta saraf yang menghubungkan beberapa organ tersebut menuju ke seluruh tubuh, sistem saraf tersebut bekerja untuk menghantarkan implus listrik antara sel-sel saraf.
Secara fungsinya, sistem saraf ini dibagi menjadi autonomik atau secara tak sadar, serta somatik atau secara sadar. Untuk saraf autonomik memiliki tugas untuk mengatur fungsi dasar dari tubuh misalnya untuk bernapas, tekanan darah, dan lain sebagainya. Untuk saraf somatik yaitu menghubungkan antara sistem saraf pusat dengan sensori kulit dan otot.
Kesehatan saraf pada tubuh sangatlah penting sekali untuk dijaga. Dengan Begitu pentingnya, hingga jika sampai terjadi masalah, maka akan mengganggu aktivitas anda setiap harinya. Terutama dengan seiring bertambahnya usia, maka fungsi tubuh akan mengalami penurunan, termasuk pada sistem saraf tersebut.
Itulah yang menjadikan banyak lansia atau orang tua yang refleks pada tubuhnya menjadi lebih lamban, daya pendengaran berkurang, lebih mudah pikun, serta mudah mengalami keluhan saraf lainnya.
Sama saja dengan penyakit yang memiliki hubungan dengan sistem saraf, contohnya saja penyakit kronis misalnya seperti diabetes melitus juga bisa berdampak buruk pada saraf. Bagi penderita diabetes dapat mengalami baal, terutama di saraf ujung tubuh misalnya di jari serta telapak kaki. Untuk kasus tersebut, penderita diabetes sering kali mengalami luka di bagian tubuh tersebut serta bisa berujung mengalami infeksi.
Gaya hidup dan kebiasaan buruk juga bisa memengaruhi kesehatan saraf. Contohnya melakukan gerakan secara berulang-ulang di satu posisi, misalnya jika sering bermain smartphone, mengetik di komputer, mengendarai motor, dan lain sebagainya.
Selain itu juga bagi anda yang terbiasa merokok, memakai sepatu hak tinggi, minum-minuman yang mengandung alkohol, dan paparan bahan kimia yang beracun misalnya seperti cairan pembersih, insektisida, atau lem peralut.
Kekurangan vitamin B Kompleks, terutama vitamin B12 juga bisa menyebabkan kerusakan saraf serta degenerasi pada tulang belakang. Defisiensi vitamin B12 bisa merusak saraf mielin yang melindungi dan membungkus sel saraf. Apabila defisiensi tersebut terjadi, maka fungsi saraf bisa mengalami suatu penurunan, yang mana dapat menimbulkan neuropati perifer.
Secara umum, gangguan pada saraf manusia bisa menimbulkan gejala seperti baal, kesemutan, nyeri, sensasi seperti ditusuk-tusuk, merasa lemas, dan lain sebagainya. Selain itu pula, bagi penderita saraf juga bisa mengalami gangguan koordinasi tubuh, misalnya tidak bisa menggerakkan tubuh seperti yang anda inginkan. bahkan, gangguan saraf juga bisa menyebabkan gangguan ketika buang air kecil.
Nah, itulah pembahasan seputar tentang sistem saraf. Dengan ulasan yang kami sampaikan diatas maka anda bisa lebih memahami tentang alasan mengapa menjaga kesehatan sistem saraf itu sangat penting.