– Toyota Motor Corp dikabarkan menghentikan produksi kendaraannya di Jepang untuk sementara waktu pasca gempa bumi yang melanda Semenanjung Noto pada awal pekan ini. Produsen mobil itu awalnya berencana untuk memulai produksi pada Senin (1/1/2024), namun rencana tersebut dibatalkan setelah gempa terjadi di Jepang bagian tengah. President Toyota Motor Corp, Koji Sato mengatakan pihaknya akan segera memutuskan kapan produksi kendaraan Toyota akan kembali dimulai.
“Kami berharap dapat mengambil keputusan dengan menilai situasi dan kondisi para pemasok,” katanya, seraya menambahkan bahwa 10 dealer di Prefektur Ishikawa yang dilanda gempa juga tidak dapat beroperasi. Toyota sendiri telah dilanda serangkaian masalah produksi dalam beberapa tahun terakhir. Produsen mobil tersebut menghentikan sebagian produksi dalam negerinya selama 10 hari pada Oktober 2023 setelah terjadi ledakan di pabrik salah satu pemasoknya yang menyebabkan krisis suku cadang.
Pada Maret 2022, serangan siber terhadap pemasok lain juga membuat perusahaan menghentikan produksi di seluruh pabriknya di Jepang. Imbas Gempa Bumi, Toyota Stop Produksi Mobil untuk Sementara Imbas Konflik di Laut Merah, Pabrik Tesla di Berlin Hentikan Sementara Produksi Mobil Listrik
Bocoran Rencana Toyota Produksi Mobil Listrik di Indonesia Acil Bimbo Yakin Sumedang Bisa Bangkit dengan Cepat dari Imbas Gempa Bumi Imbas Gempa Taiwan Pagi Ini, Pabrik Semikonduktor TSMC Hentikan Produksi dan Lakukan Evakuasi
Mobil Ketua Bawaslu Malaka Bergoyang saat Terjadi Gempa Bumi Polisi Telusuri Penyebab Ambruknya Atap MTs di Sumedang, Imbas Gempa Bumi Awal Tahun? Tesla dan Volvo Hentikan Produksi Komponen Mobil di Eropa Imbas Konflik Laut Merah
Secara terpisah, Sato juga meminta maaf atas skandal pengujian keselamatan di anak perusahaan mobil kecilnya, Daihatsu Motor Company yang mengakibatkan penghentian seluruh pengirimannya di dalam dan luar negeri. “Saya berada dalam posisi untuk mengawasinya, namun pemahaman saya tentang operasionalnya tidak cukup,” kata Sato. Dia mengatakan akan bekerja sama dengan Daihatsu untuk mengusut tuntas penyebab masalah dan alasan mengapa karyawan merasa terpaksa melakukan pelanggaran tersebut.